Monday, September 7, 2015

Tamu

Tidak semua yang mengetuk pintu itu hendak bertamu.
Kadang anak-anak yang sedang mencari ladang bermain untuk memacu adrenalin, iseng sekali mengetuk pintu rumah orang lalu tergesa berlari kencang. Khawatir ketauan, sembari terkikik senang berhasil mengerjai orang. 
Kadang seorang sales mencoba peruntungan dengan mengetuk pintu rumah yang dilewatinya. Barangkali dengan presentasi seadanya, sang tuan rumah terpikat untuk membeli barang jualannya.
Kadang seorang yang tak dikenal mengetuk pintu hanya untuk bertanya jalan. Atau sang kurir berniat mengantarkan barang pesanan.
Kadang pula ia tamu sungguhan. Seraya melemparkan salam, mengetuk perlahan. Dan mengembangkan senyuman ketika pintu berderit terbuka dengan seseorang yang menyambutnya seraya menjawab salam. 
Kadang tamu itu untukmu. Kadang ayahmu. Ibumu. Adikmu. Tak ada yang tahu, kecuali yang berkabar terlebih dahulu.
Lalu, kenapa kamu masih bertanya "mengapa ada pertemuan jika tidak disatukan?" 
Apakah kamu mengharapkan setiap yang mengetuk pintumu adalah untukmu? 
Kamu tahu jawabannya. 


~special for my beloved friends, 07092015

No comments:

Post a Comment