Wednesday, September 9, 2015

Nunggu apa lagi sih?

“Nunggu apa lagi sih, Des?”

Seorang teman dari masa jeda yang begitu panjang, sepanjang masa penantian penggila AADC menunggu sekuel ke-2 yang baru akan dibuat setelah 14 tahun lamanya.
Ya, 14 tahun lalu sejak kelulusan sekolah dasar dan berpisah di jenjang-jenjang pendidikan selanjutnya. Kami belum dipertemukan lagi sampai kemarin saya tahu ia sudah memiliki jagoan berumur 2 tahun. Dari pertemuan virtual via media sosial, satu per satu sahabat-sahabat di masa imut-imut itu pun bermunculan. Salah satunya dia, teman sebangku saya di kala sekolah dasar.
Wajar saja ketika ia menanyakan itu. Karena saya merupakan salah satu dari segelintir teman sd yang masih mempertahankan predikat single, ketika yang lain sudah beranak pinak-hehe.
Dia bertanya apalagi yang membuat saya betah duduk di ruang tunggu?
Dengan masa sekolah sampai perguruan tinggi  yang sudah saya selesaikan bertahun lalu. Dengan pekerjaan tetap yang sudah saya geluti dua tahun lamanya. Dengan usia yang semakin hari semakin bertambah. Dan tenang, saudara sejomblo seperjuangan setanah air :)
Saya selalu punya jawaban yang mewakili perasaan kalian (tsaahhh) untuk pertanyaan seperti itu.
“Nunggu calonnya.” It’s simple. Karena saya gak mau ribet jawab panjang lebar via bbm. Kecuali yang bersangkutan minta saya jawab via blog :)
In my humble opinion, seseorang memilih menikah bukan karena sudah jadi sarjana, sudah jadi pegawai tetap, sudah penuh tabungannya, sudah cukup usianya, atau sudah banyak ditanya dimana-mana. Dan bukan karena sudah ada calonnya juga. Karena banyak yang sudah pacaran bertahun-tahun , gak nikah-nikah juga,see?
“Jangan cuma nunggu des, tapi dicari.”
Yup. Sepaket! Definisi menunggu di sini memang bukan berarti berpangku tangan. Tentu saja, saya, kami dan para kaum ‘jomblo mulia’ lainnya sepakat bahwa kami tidak boleh berhenti ikhtiar. Namun tentu saja, ikhtiar kami berbatas hal-hal prinsip yang diatur dalam syariat.
Dan dari seribu satu ikhtiar, kelak semua akan bermuara pada ketentuan-Nya.
Dan pada sisi Allah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya (pula) dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”
(QS. Al An’aam (6): 59)
Saya hanya sedang menunggu ketentuan-Nya, darl….. :)
~special untuk yang sedang sama-sama menunggu, 080915

1 comment:

  1. Uhuukk.. Uhuuukk.. Setujuh.. Sedelapan.. Sesembilan.. Sesepuluh.. Seratus lah des.. #eh :D

    ReplyDelete