Sunday, July 21, 2013

Mas Agung & Mbak Lela

Ada yang nonton acara reality show "We Sing For You" di Net.TV jam 19.00 tadi??? Cung.. cung!

Saya juga baru pertama kali nonton, awalnya tertarik liat iklannya. Ada seorang "akhwat" bergaun pink di sebuah taman... hmmm... acara apakah yang menampilkan seorang akhwat selain acara talkshow, liputan LDK kampus, or sinetron religi (begitu batin saya, hehe ^^v)

Buat yang gak berkesempatan nonton, akan sedikit saya review..

Adalah Mas Agung, seorang suami yang ingin memberikan surprise kepada sang istri, Mbak Lela. Mereka sudah tujuh tahun berumah tangga dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki. Biasa banget ya?

Tapi, menjadi luar biasa ketika saya tahu Mas Agung adalah seorang tuna rungu. Ia ingin mengekspresikan isi hatinya dengan lagu, tapi dia gak pernah bisa. Gak akan pernah bisa. Karena memang dia tidak bisa bernyanyi layaknya orang kebanyakan. Seumur hidupnya, ia tidak mengenal nada. Jangankan nada, mendengar suara terbata yang keluar dari bibirnya saja ia tidak mampu. Jadilah ia mengikuti acara ini.

Seperti acara reality show lainnya, acara dimulai dengan berbagai persiapan bagaimana konsep surpise nantinya. Ada satu scene dimana para konseptor acara mewawancarai Mas Agung, saya hanya akan menggaris bawahi pertanyaan seseorang diantaranya, yaitu :

"Tolong ceritain dong, Mas. Gimana saat-saat pacaran dengan Mbak Lela?"

Mas Agung menggeleng dan hanya mengucapkan satu kata, "Gak."

"Maksudnya saat Mas Agung jatuh cinta sama Mbak Lela, Mas langsung ketemu orang tuanya untuk melamar?"

"Iya. Kami bertemu. Saling cocok. Dan memutuskan menikah tanpa pacaran."

Wajah-wajah itu seketika terperangah, sangat maklum... karena mungkin hal ini sangat tabu bagi mereka. Kalau saya justru semakin tertarik untuk mengikuti acara ini jadinya.

Acara kejutan dimulai, Mbak Lela ditinggal di taman sendirian. Dan tiba-tiba sebuah intro lagi "Kau lah Segalanya" mengalun,

Mungkin hanya Tuhan yang tahu segalanya

Apa yang kuinginkan di saat-saat ini

Kau takkan percaya kau selalu di hati

Haruskah ku menangis tuk mengatakan yang sesungguhnya

Kaulah segalanya untukku

Kaulah curahan hati ini

Tak mungkin ku melupakanmu

Tiada lagi yang kuharap

Hanya kau seorang

diikuti penari-penari yang berdatangan secara bergantian memberikan bunga disepanjang jalan.

Sampai diujung jalan, Mas Agung sudah berdiri sambil memegang lembaran papan dengan tulisan-tulisan diatasnya. Tulisan yang saya ingat diantaranya,

"Terimakasih telah menjadi telinga dalam kehidupanku."

"Aku pun akan terus menjadi kompas dalam kehidupanmu."

Dingdong! Saya pun berkaca-kaca membacanya... :'(

Mereka pun berpelukaaaaaan (gak papa,, kan udah halal ^__^)

Di akhir, seorang crew nya bertanya lagi. Kali ini kepada Mbak Lela.

"Bagaimana awalnya sampai Mbak Lela dan Mas Agung ini akhirnya memutuskan untuk menikah?"

Mbak Lela dengan sisa-sisa air mata di pipinya menjawab, "Banyak yang bertanya kepada saya kenapa saya memilih dia. Saat itu saya balik bertanya, apakah kita bisa memilih dari rahim mana kita dilahirkan? Pertanyaan itu sama. Bagi saya, Mas Agung adalah jodoh yang diberikan oleh Allah untuk saya. Pun jika saat itu saya menolak Mas Agung, dan jika ia benar-benar jodoh saya, saya pasti tetap akan bersamanya. Itu takdir Allah. Dan saya percaya itu."

"Kami ini tidak pacaran Mbak, memang bagi sebagian orang ini merupakan hal yang berat. Apalagi Mas Agung punya keterbatasan dalam komunikasi. Sementara yang saya ketahui, langgengnya sebuah hubungan sangat tergantung dengan komunikasi. Hingga akhirnya saya bertanya pada guru ngaji saya. Ustadz, saya sedang ta'aruf dengan seorang pria tuna rungu. Bagaimana ustadz? Bagaimana saya bisa menjalani hubungan yang baik tanpa komunikasi yang baik pula?"

"Ia menjawab, komunikasi tidak terletak pada panca indera. Komunikasi yang baik terletak pada keikhlasan memberi dan menerima pasangan kita. Jawaban ustadz itulah yang membuat saya akhirnya mantap menerima pinangan Mas Agung."

#jlebjlebjleb

Saya pribadi belajar banyak sekali dari tayangan ini, so inspiring... tentang ilmu ikhlas, tentang cinta yang dilandaskan kepada Sang Pencipta, tentang penerimaan yang tulus...

Karena tidak semua orang bisa seperti Mbak Lela, dan tidak semua orang bisa seperti Mas Agung. Tentu, tidak semua pasangan seperti mereka.

Saya tidak akan memberikan kesimpulan apa-apa, hanya selantun doa.. semoga kita, terutama saya, bisa sedikit merenung, memetik ibroh, dari secuil kisah ini...

Dan.. satu lagi, bagi saya kisah mereka jauh lebih romantis dari Romeo dan Juliet yang melegenda itu.

1 comment:

  1. sumpah terharu banget !!! aku jadi terinpirasi dengan semua tayangan yang di tayangin di acara Net . sunggu luar biasa :) aku sadar bahwa manusia tdk ada yang sempurna dan jika kita ingin sempurna kita harus tau siapa diri kita :) dan aku mulai bisa mencintai org2 yang beda !!!!!!1

    ReplyDelete