Tuesday, June 30, 2015

Sepotong episode, sebuah kesyukuran..

Tiba-tiba saya teringat ketika masa-masa awal on job training di kantor wilayah tempat saya bekerja. Mungkin saya sudah banyak bercerita bagaimana saya berjibaku mencari pekerjaan selepas merampungkan pendidikan di sebuah perguruan tinggi negeri. Dan itu fase yang cukup sulit untuk saya pribadi.
Butuh berbulan-bulan, dan hampir menggenap bilangan tahun hingga akhirnya saya diterima bekerja di tempat saya sekarang. Beberapa perusahaan baik kecil maupun besar, dari perusahaan pengolahan ikan, penerbitan buku, sampai perusahaan kosmetik ternama pernah saya sambangi. Hingga sempat saya mengajar di salah satu sekolah dasar sebagai guru honorer, yang hanya bertahan selama 4 bulan. Saya jadi berpikir, betapa baiknya bapak kepala sekolah mau melepaskan saya yang baru bekerja seumur jagung. Atau sebaliknya? Melepaskan saya merupakan keberuntungan untuk sekolah tersebut? Haha.
Ok. Kembali ke point awal alasan saya menulis kali ini. Tentang sebuah menori yang amat berkesan dan memotivasi untuk saya.
Pekerjaan ini sebenarnya tidak pernah terlintas di benak saya sedikitpun. Saya yang berkepribadian cuek anarkis diharuskan berwajah manis dan ramah serta sedikit peduli pada penampilan. Entah bagaimana (yang pasti ini ketentuanNya) setelah melewati proses panjang recruitmen yang lamanya setara dengan pengalaman mengajar saya di SDIT sebelumnya, 4 bulan. Saya diterima. Lahawlawalla quwwata illa billah...
Sehari setelah tanda tangan kontrak, saya diwajibkan OJT selama 10 hari. Alhamdulillah saya dipertemukan dengan senior yang satu "prinsip" dengan saya. Di sini saya merasa Allah begitu menjaga saya.
Saya ingat betul kata-katanya ketika saya mulai melontarkan ketakutan saya akan beberapa hal,
"Kamu tenang saja, jilbab kamu aman. Jadi tetaplah seperti itu. Tidak ada peraturan yang melarang jilbab panjang." Ujarnya menenangkan. Alhamdulillah...
Dan rasanya banyak sekali bantuan yang Allah berikan lewat beliau.
Di satu moment, saya harus melewati tahap training selanjutnya di kantor yang berbeda selama tiga hari. Kali ini ada semacam latihan, mulai dari body language dll. Tiba saat sesi latihan memberi salam, cukup panjang namun ada kalimat 'pertolongan Allah' lagi yang saya simpan rapat.
"Kadangkala customer mengajak kita untuk berjabat tangan. Untuk yang tidak berkenan bersentuhan dengan lawan jenis, cukup sedikit tundukkan kepala sembari menangkupkan tangan di dada."
Setidaknya prinsip yg saya pertahankan tidak masuk dalam daftar pembangkangan peraturan perusahaan. Meski yg terpenting adalah tetap peraturan Nya. :)
Satu lagi yang saya syukuri berada di sini adalah kebebasan memilih rok atau celana sebagai seragam kerja.
Poin-poin kecil ini, membuat saya semakin faham bahwa rencana Allah begitu indah.


Jakarta, 30 Juni 2015

No comments:

Post a Comment