Wednesday, September 28, 2011

Dia


Ini kisah tentang penghuni lemari kayu berwarna krem di kamar saya, ia biasa berbaring manis di rak pertama tempat segala peralatan perang saya kalau hendak berpergian. Ia berwarna senada dengan lemari kayu tempatnya bernaung, hanya saja ia berwarna lebih cerah dan lembut.Ia biasa berada di dalam kotak kardus persegi panjang oranye dengan label 'betina' dan harga yang masih belum saya lepas dari tempatnya semenjak saya membelinya. Saya jatuh cinta saat menatapnya pertama kali, dengan heels setinggi 5 cm berhias pita dan manik tabung berwarna hitam metalik di ujung kepala runcingnya.

Alasan saya menukarnya dengan uang pas-pasan di kantong saya adalah karena sebuah acara yang mewajibkan saya memilikinya, mengenakannya agar menyempurnakan penampilan saya. Pertemuan saya dengannya pun tidak mudah, saya ditemani seorang sahabat dengan menunggang kuda besi mendatangi beberapa mall di kota hujan yang juga kota tempat saya dibesarkan. Pencarian dimulai sejak bada' dhuhur hingga menjelang isya. Saya kesulitan menentukan pilihan karena saya lebih suka sandal gunung atau sepatu cad daripada harus menggunakan sepatu higheels. Beberapa kali saya malah tertarik membeli sepatu jenis itu jika tidak ingat tujuan awal.

Dan saya hanya mengenakannya selama satu jam saja. Selebihnya saya hanya menatapnya dan berharap mengenakannya pada kesempatan istimewa kelak.

Tapi sepertinya kesempatan itu tidak akan ada lagi.
Rupanya saya hanya berjodoh dengannya sebatas itu saja, tidak lebih.
Saya menatap nanar tempat biasa ia berbaring manis di dalam kotak oranye menyala dalam lemari saya. Kelak semoga saya mendapat pengganti yang lebih baik.

No comments:

Post a Comment