
"Nay?"
aku terkejut melihatmu sudah di depan pintu menyambutku. aku yang datang basah kuyup karena terguyur hujan segera menerobos masuk tanpa menjelaskan yang ingin kau ketahui dariku tentang perasaanku hari ini. aku sadar kau bingung; tapi aku hanya ingin menetralkan hatiku saat ini.
"Jadi, kau berharap air hujan dapat menyembunyikan sisa air matamu?" kau lagi-lagi membuatku terdiam;bukti kalau aku memang tak bisa menyembunyikan apapun darimu.
"Aku ini tidak berguna." ujarku membuat wajahmu berubah tak karuan. "Aku tidak bisa apa-apa." tambahku lagi membuat suasana kamar sempit ini menjadi semakin sesak. "Kau tahu? Apa yang aku lakukan tidak pernah berakhir dengan sempurna. aku selalu salah dan melakukan kesalahan."
kau tak menanggapiku. semakin membuatku ingin berkata lebih sarkastik lagi! lebih gila! lebih ekstrim! untuk sekedar membuatmu buka suara dan merubah tampangmu yang tanpa ekspresi itu. bahkan aku tidak yakin kalau kau benar-benar mendengarkanku.
"Kadang seseorang butuh dipercaya untuk melakukan hal luar biasa." aku kini tidak peduli kau mendengarku atau tidak. aku hanya ingin menumpahkan isi kepalaku. isi hatiku.
"Dan seseorang akan dipercaya jika ia memang bisa dipercaya." sambungmu membuat bola mataku membesar; penasaran apa maksud perkataanmu."Bagaimana mungkin orang lain akan mempercayaimu jika kau bahkan tidak percaya dengan kemampuanmu? Nay, percaya itu letaknya disini. di hatimu." lanjutmu membuat aku tertunduk lesu. "Mereka hanya butuh pembuktian kalau kau memang bisa melakukannya, masalah sempurna atau tidak, biarlah niat baikumu yang menjelma menjadi sebuah amal kebaikan;bukan sebuah pengakuan. Setiap sesuatu memiliki latar belakang, jika ia baik maka hanya kebaikan yang akan kau tuai. begitupun sebaliknya."
Kau mendekati jendela, membukanya lebar. tampaknya kau lupa kalau aku tengah basah kuyup kini, angin yang berhembus membuatku semakin menggigil.
"Jadilah seperti angin, Nay. kau tidak akan pernah bisa melihatnya ataupun merabanya, namun kau bisa merasakannya; ia ada.. selalu ada mengikuti titah Penciptanya."
seolah dihipnotis, aku memejamkan mataku, mencoba memaknai kehadiran angin yang kau maksud. menghirupnya dalam; berharap ia merasuki dan menyejukkan hatiku.***Bersambung
No comments:
Post a Comment