
Pucuk daun teh dengan tetesan embun di atasnya, harum aroma kesejukan di pagi hari tanpa gas karbon dioksida membuat seluruh syaraf di tubuhku rileks. Sedikit melupakan rinduku pada kehangatan seseorang, sosok yang setahun kebelakang selalu ada di sisiku, menemani hari-hari yang sebelumnya kosong. Suara merdunya saat membacakan ayat-ayat suci di waktu subuh, mengingatnya membuat hati ini semakin tidak rela. Rabb,,,bantu aku mengikhlaskannya…dan kelak bila Engkau berkenan menginjakkan kakiku di syurgaMu, pertemukanku dengannya.
“Nesha… sampai kapan kamu akan seperti ini?” suara lembut itu… aku mengenalnya! Tak butuh satu detik otakku untuk menerjemahkan pemilik suara itu. Aku menoleh, menatapnya tak percaya. Menatap wajah teduh milik seseorang yang berwajah kaku ketika meminangku setelah melewati masa ta’aruf yang cukup singkat setahun yang lalu.
Buka link ini untuk baca lanjutan ceritanya --> http://www.islamedia.web.id/2011/03/dua-penghujung-hati.html
No comments:
Post a Comment