Sunday, December 12, 2010

Tegar

“Kau sudah dewasa. Padahal ibu merasa, baru kemarin ibu melihatmu pulang sambil menangis karena terjatuh, mengadukan teman sekolahmu yang nakal. Baru kemarin rasanya..”

Aku tergugu, membiarkan ibu larut dalam kenangannya.

“Tapi esok seseorang akan membawamu pergi,” suara ibu terbata.

“Nak, apakah kelak kau akan melupakan ibu? Membiarkan ibu dan ayah tinggal sendirian setelah salah satu dari kami pergi?” suaranya serak, matanya nanar menatapku.

Hari itu tiba, seseorang yang akan membawaku pergi telah pergi lebih dulu, Bu. Janur kuningku tidak sempat berdiri di tempatnya, malaikat maut lebih dulu menjemputnya. Disaat seperti ini, lagi-lagi hanya engkau yang mampu memelukku tegar.





diikutkan dalam --> KITAB -Kisah Tentang Ibu

http://www.facebook.com/?sk=2347471856&s=10#!/notes/tiga-tujuh/kitab-kisah-tentang-ibu/169620299744914

No comments:

Post a Comment