Sungguh, saya ingin dia berjilbab..

Dia sahabatku, kulitnya hitam manis.. matanya besar dengan kelopak kecoklatan seperti eyeshadow alami. Senyumnya manis meski ia jarang tersenyum, hampir semua orang yang mengenalnya akan menyayanginya. Menjadikannya tempat curhat terpercaya, menjadi pendengar yang baik, hey… dia sahabat yang menyenangkan dan sangat saya rindukan. Rambutnya selalu terurai atau terkadang diikat ekor kuda, namun tidak ada yang menyangkal bahwa ia lebih cantik ketika mengenakan jilbab di hari jumat.

Kau tahu, saya berharap hanya ada hari jumat… karena dengan begitu saya bisa melihat betapa anggunnya ia dengan balutan jilbab itu setiap hari. Namun, hari seperti itu tak pernah akan ada bukan? Maka satu-satunya cara yang bisa saya lakukan adalah berdoa, “Sungguh, saya ingin dia berjilbab… Ya Rabb…”. Mungkin perjalanan menggunakannya memang tidak mudah, mungkin akan ada beribu alasan untuk tidak mengenakannya, mungkin keraguan-demi keraguan akan menderanya, namun… yakinlah janji Allah pasti. Sahabat, engkau takkan pernah kecewa jika menggantungkan harapanmu pada Yang Satu.

Sahabat, aku tidak rela… rambut indahmu terurai dan dinikmati oleh para mata jelalatan itu. Aku tidak rela kulit halusmu dipandang dengan mata mereka terlebih lagi tersentuh meski tanpa sengaja.

Syurga itu manis sayang,, tapi perjalanan untuk sampai kesana sangatlah pahit. Berjuta alasan yang kau gunakan untuk menghalangi niatmu berjilbab akan menjadi berjuta badai yang akan menghempaskanmu dari jalan menuju syurga. Bukankah mendapatkan uang dengan bekerja akan lebih berkesan daripada pemberian orang lain karena tengadahan tanganmu? Begitupun dengan syurga, untuk memperolehnya… kau bukan hanya harus berkeringat, bahkan kau harus mengeluarkan air mata dan darah sekalipun!


diBawahLangit,MemohonDenganSangat