Judul di atas bukan lagi kampanye yaaa... :)
Meskipun di salah satu sudut kota di provinsi Jawa Barat sedang gencar mengampanyekan hal tersebut.
Ceritanya satu hari yang lalu saya nonton Warna, sebuah acara di Trans7. Temanya tentang singkong dan keutamaannya. Katanya singkong itu bagus banget buat diet! Hehe. Ketauan deh nih arah tulisannya kemana :)
Ok. Saya ngaku, saya lagi kepengen dieeeeeettt. Gak pengen kurus-kurus banget sih, minimal turun 10 kg lah... supaya rok-rok di lemari bisa dipake lagi :D Terhitung sejak masa-masa perjuangan skripsi bertahun lalu [tsahhhh] rok-rok itu semakin menyiksaaa. Pertanda kalau lemak di tubuh saya berkembang biak sangat pesat [ternak kaliii berkembang biak :p].
Sejak dulu saya nyaman-nyaman saya dengan berat badan yang menurut saya ideal :p Saya juga bukan tipikal orang yang sensitif ketika disinggung masalah bobot badan. Makan sesukanya, karena motto saya adalah makanlah selagi bisa makan [hahaha] So, sama sekali gak ada pantangan makanan dalam piring saya. Tapi ternyata, motto itu mulai terasa menyesatkan ketika tanpa sadar timbangan saya makin hari makin nambah. Dan semakin banyak orang yang menunjukkan perhatiannya dengan pertanyaan, "Loe gendutan ya?" ato "Mbak, kok sekarang gendut banget?" ato "Udah lama gak ketemu, mbak kok kelihatan beda ya, gak ngapa-ngapain ya di rumah?" ato "Mbak sekarang chubby banget pipinya." Tuh kan baca, meskipun tata bahasanya beda, tetep saja artinya sama!:(
Tapi sekarang saya mengerti, kenapa pertanyaan ini begitu sensitif bagi kaum hawa! Apalagi kalau yang bilang 'tampak lebih sehat' itu musuh bebuyutan --> para mahluk mars!!! Tapi kekesalan saya itu gak ngefek apa-apa, saya sama sekali gak kepikiran diet dan malah asyik menikmati menu-menu makanan. Haha! Parah kan? Itulah kenapa saya dibilang super duper cuekkkkk wek wekkk :p
Hingga suatu saat, Warna menunjukkan jalan. Kalau diet itu gak harus kelaparan. Gak harus lemes karena nahan perut keroncongan. Tapi diet adalah mengatur pola makan, atau bisa juga mensubtitusi bahan makanan. Contoh subtitusinya adalah mengganti beras/nasi dengan karbohidrat lain seperti singkong! Olala... ini yang saya cari. Diet tapi gak kelaparan!!
FYI, singkong merupakan bahan makanan dengan kandungan karbohidrat yang lebih rendah dari nasi dan roti, dengan kandungan serat yang tinggi sehingga membuat perut tetap terasa kenyang dalam waktu yang lama.Singkong merupakan umbi yang banyak sekali mengandung Insoluble Fiber atau Serat yang Tidak Larut dalam Air. Serat jenis ini berfungsi memperlancar proses buang air besar, serta mampu nyerap dan membuang toksin dalam usus, sehingga pencernaan Anda menjadi sehat. (sumber)
Berdasarkan info tersebutlah saya berniat mencoba hari-hari saya tanpa nasiiii. Kemarinlah tepatnya saya mencoba, mengganti nasi kesayangan dengan singkong. Alhamdulillah, saya berhasil melewati hari saya tanpa nasi [horaaaaay!!]. Insya Allah saya akan mencoba program ini selama sebulan, tapi emang berat sih ninggalin nasi sekaligus. Makanya hari ini saya masih makan nasi, tapi membatasi. Seperti sarapan singkong, siang nasi, malam kentang. Nih lagi searcing menu-menu berbahan singkong/ kentang [kenapa tiba2 ada kentang? Soalnya saya bosenan orangnya, makanya mix n match with potatos :) Tapi saya juga heran kenapa saya gak pernah bosen makan nasi?? #abaikan]
Doakan sukses ya program saya ini!! hosh!!! semangatttttt!
*Insya Allah next akan posting menu-menu berbahan dasar singkong dan kentang untuk mengatasi kebosanan
No comments:
Post a Comment