Monday, February 13, 2012

Kala Kamu Pesimis

Tulisan ini saya temukan saat browsing tips menulis di tengah kekosongan saya karena belum menghasilkan karya lagi sekian lama...


Di dalam sebuah forum, seorang user bernama juniorisasi mengajukan pertanyaan. Karena masih berhubungan dengan penulisan, saya rasa tidak ada salahnya saya pajang di sini. Semoga berguna

kemaren……tgl…..pokoknya kemaren deh…

gw baca dealova(kmn aje loe ??)
trus gw hanyut pas dira mati……(ta elah!!!)

dan gw merasa pesimis gitu….kyknya novel ini jauh lebih baik dari novel yang sedang gw buat.

pernaHKAH kk merasa spt itu??

apa yang kk lakukan??
Nang Ning Ning Nang Ning Nung

Juniorisasi,
Semua orang pasti pernah merasa pesimis. Termasuk saya. Saya merasa sangat pesimis ketika menonton Lord of the Ring. Saya bahkan ingin menggali lubang di pasir dan mengubur kepala saya saat mengingat karya-karya Agatha Christie. Mungkin dalam hati saya tahu, mau reinkarnasi sepuluh kalipun, saya sulit mencapai level mereka.

Pesimis, meskipun terdengar jelek sebenarnya ada baiknya buat kita. Pesimis itu membantu kita untuk tetap waspada, untuk tetap belajar, untuk tetap merasa tidak mudah puas pada karya sendiri.

Tentu saja pesimis itu harus diimbangi dengan optimis. Saya beri tahu mengapa kita harus tetap optimis.

1. Nggak ada karya yang sempurna. Tapi hidup harus terus jalan dan naskah harus diterbitin. Bahkan kalau kita menganggap naskah kita sempurna, selalu saja ada orang yang menganggap naskah kita nggak sempurna. Kamu nggak bisa menyenangkan semua orang, kan? So, terima aja kekurangan karya kita. Ntar kalau ada kritik dari pembaca, masukin untuk naskah berikutnya.

2. Menulis itu pengalaman, pembelajaran. Dia bukan proses menceplok telur yang sekali masak, ya begitu jadinya. Kita berkembang setiap kali kita menulis. Kita belajar sesuatu yang baru. Semakin sering kita nulis, semakin kaya pengalaman kita menulis. Siapa tahu, suatu hari justru penulis yang kamu irikan itu balik iri sama kamu.

3. Selalu ada yang langit lebih tinggi. Selalu ada penulis yang lebih baik dari kamu. Kamu nggak akan bisa mengalahkan Shakespeare atau Dickens (yah mungkin aja sih, tapi kita semua tahu berapa persentasenya). Tapi bukan berarti karya kamu nggak akan laku.

4. Ada banyak hal yang dapat membuat sebuah buku itu laku. Meski isinya biasa-biasa aja. Dan bagusnya isi buku, cuma sebagian aja.

Jadi, kita letakkan pesimis dan optimis di sisi koin yang berbeda dan kita gunakan. Yang satu untuk mendukung kita agar maju (optimis). Dan yang satu menahan kita untuk tidak sombong (pesimis). Jangan dipakai salah satu aja. Tapi pakai lebih banyak optimis, ya.


sumber: http://suplalerijo.blogsome.com/

No comments:

Post a Comment