Lalu mana yang harus kupercaya?

Setelah diskusi singkat dengan seorang saudari:

Tentang seorang pemimpin tirani...

Tiba-tiba hati ini tersentil,

benarkah kisah-kisah dibalik kematiannya memiliki misi tertentu?

Kini semua seakan tercengang oleh perlakuan si 'pembunuh' sang tiran..

kejam; kata itu bergulung-gulung kian kencang.

yang juga sempat mengiris hati ini,

kenapa begitu tega memperlakukan jenazah saudara seiman?

sejahat apapun, setiran apapun, dia tetap seorang muslim; atau paling tidak, tetap seorang manusia.

Tapi, mengingat masa lalu sang tiran.

Ia begitu tega melakukan segala cara demi kekuasaan.

Banyak aktivis muslim mengalami kematian tragis di tangannya.

Benarkah ia muslim? tanya itu menyembul-nyembul.

atau setidaknya jika pertanyaan itu diubah menjadi:

"Pantaskah ia disebut sebagai seorang muslim?"

tetap tak temukan jawaban pasti.

Karena hanya DIA yang tahu ketaqwaan seorang hamba.

Dahulu, kisah tragis para aktivis itu tersembunyi.

Tak ada yang tahu, media seakan tutup mulut.

atau mungkin diri ini yang terlampau tuli?

entahlah.

Tapi yang pasti kini, empati mulai menyusupi proses ini.

Yang dahulu bertanya "Benarkah sang tiran seorang muslim"

perlahan bergeser menjadi;

"Benarkah sang pembunuh pantas disebut muslim?"

Lalu mana yang harus ku percaya?

Kini terlihat jelas siapa yang tersudut.

Kadang pejuang tak tampak seperti pejuang.

Kadang penjahat tak tampak sebagai penjahat.

Dunia. Kini penuh kepalsuan.

Media yang dianggap netral, tak ubah seperti pencipta opini sesuai kepentingannya.

Siapa pemiliknya? maka itulah yang dibela.

Lalu mana yang harus ku percaya?

Entahlah.

Illahi Robbi...

selalu tunjuki kami jalan yang benar,

jalan yang Kau ridhoi...