
"Hai..." kini aku menyambutmu dengan tersenyum. aku tidak terkejut lagi dengan kedatanganmu yang selalu-tiba-tiba. tanpa ketukan pintu; tanpa langkah kaki yang menderap; dan selalu tanpa jejak. kau agak kikuk kusambut tidak seperti biasanya.
"Bagaimana kabarmu hari ini?"
"Lebih baik dari hari kemarin." jawabku mantap.
"Bagaimana mungkin kau lebih baik? Bukankah kau masih suka sendirian?"
"Eh?"
"Jika kabarmu baik, aku tentu tidak akan ada disini sekarang."
Ok. kau selalu memenangkan adu argumen antara kita. aku sampai tidak yakin dengan pandanganku sendiri, karena ternyata kau selalu lebih tahu tentang kondisiku bahkan melebihi diriku sendiri. kau duduk di kursi kerjaku tanpa kupersilahkan.
"Apa aku salah memilih kesendirian? Aku hanya lebih merasa nyaman jika aku sedang sendiri. berkutat dengan isi kepala juga isi hatiku. aku merasa menjadi diriku sendiri, tanpa beban, tanpa harus pusing sengan pendapat orang lain." aku menghirup nafas dalam, dan saat sendiri...hanya saat sendiri kau datang mengunjungiku. kata itu tercekat di tenggorokan.
kau tersenyum, "kau berharap aku selalu datang menemanimu bukan?"
air mukaku berubah. mungkin semerah buah apel yang ranum. rasanya ingin jatuh saja dari tangkainya, terbawa hanyut aliran sungai jernih, lalu bersembunyi di balik batu, tenggelam.
"kau tak perlu khawatir, aku akan selalu datang jika kau terus mengharapkan aku ada."
aku menatap ujung kakiku,
"Nay, bagaimana jika aku benar-benar pergi? Tak lagi datang membawakan teh hangat saat kau menangis, tak lagi menghiburmu ketika hatimu sedang sakit, tak lagi memarahimu ketika kepala batumu sedang kumat, bagaimana Nay? bagaimana menurutmu?"
keningku berkerut, tidak suka berandai-andai sepetimu. bukankah baru saja kau berjanji tak akan pernah pergi? lalu sekarang kau berharap akan pergi?
"Haha.. Nay, kau ini ternyata sangat manja! kau bilang kau suka sendirian, tapi kau tidak mau jika aku tinggalkan."
apa ini aba-aba darimu? kalau suatu saat kau akan pergi dari kesendirianku? mengurungku dengan isi kepala yang saling hantam melukai hati kecilku?
apa tawamu yang lepas itu tanda perpisahan darimu?***bersambung
No comments:
Post a Comment