Sunday, May 15, 2011

jatuh cinta #3

Gelap. Semua sudah terlelap. Malam tengah berkidung dengan sunyi. Bulan, bintang, keduanya lebih memilih bersembunyi di balik mendung yang menggantung. Gemericik air keran dinyalakan, pukul 03.00 dini hari. Setelah menghabiskan waktu untuk beberapa raka’at shalat malamnya, ia membenamkan tangisnya dalam sujud. Ia ingin mengadu pada Sang Pemilik hati, yang mampu membolak-balikkan hati.
“Rabb, aku jatuh cinta.” Ujarnya lirih, sambil terisak. “Ampuni aku Ya Rabb, yang tak pandai menjaga hati.” Tambahnya, selebihnya sunyi memanjang. Ia memilih diam dan menatap sejadahnya. Menarik dan menghembuskan nafas panjang. Dadanya sesak. Sekelebat bayang wajah muncul di benaknya, “Ia telah menyita waktuku, bahkan saat aku hanya ingin berdua denganMu.” Lagi air mata menetes satu-satu. Ia menyesal, rasa ini tentu tidak akan ada ketika ia pandai menata hatinya, menjaga matanya dari apa yang seharusnya tidak ia lihat, rasa ini tentu tidak akan ada. Ia telah lalai… pikirnya berkelebat, kacau.
“Biarkan rasa ini berlabuh pada dermaga yang halal, Rabb. Pada kelak yang telah Engkau siapkan menjadi imamku. Jika rasa ini terlanjur tumbuh pada yang bukan haknya, maka biarlah saja rasa ini mengalir kembali kepadaMu. Jauhkan aku dari sikap yang tidak Engkau ridhoi.”
Ia memejamkan mata, meluruhkan malam dengan tulusnya doa. Sungguh rasa itu menyiksanya, namun rasa itu pula yang akan membawanya ke syurga jika bisa dikelolanya. Ia faham itu, maka biarlah rasa itu mengalir pada Pemiliknya. Sang Pemilik Cinta.

No comments:

Post a Comment