Thursday, March 24, 2011

CurCol Part II

Pagi itu bapak saya berangkat pagi-pagi sekali, saya rasa tukang sayur yang biasa buka pagi pun kalah cepat sama motor bapak yang melaju cepat ke satu tempat tujuan; yup kios koran. Sementara perasaan saya benar-benar kacau gak karuaan, nasib masa depan saya ditentukan hari ini; jadi bidan atau insinyur seperti impian masa kecil. Meski sebenarnya malam harinya teman-teman sibuk sms menanyakan nomor peserta saya, saya menolak dengan halus.. biarlah besok saja lewat koran pagi. Sms yg saya terima macam-macam, ada yang bernada sedih karena gak lolos, ada yang optimis ada jalan terbaik selain spmb. Mereka melihat pengumuman lewat internet, dan saya bersikeras ingin melihat dengan mata kepala sendiri lewat koran.



Jadilah pagi itu sangat menegangkan bagi saya,
IPB...IPB...terus menari di pelupuk mata;teringat jawaban yakin saya ketika wali kelas saya di kelas 1 SD menanyakan cita-cita saya "Insinyur Pertanian, Bu!" Mimpi itu memang tertanam, meski beberapa kali berubah orientasi cita-cita;perawat,bidan,atlet(serius! saya sempet pengen jadi atlet bulu tangkis, setelah melihat ricky subagja dan taufik hidayat terus pemain perempuan cina itu asli keren2 bgt mainnya. saya jadi mupeng;dan gak inget saat itu telat banget saya mimpi jadi atlet!hehe).

Bapak pulang. Di tangannya gak ada koran yang saya nantikan. Wajah saya penasaran. Bapak bilang tukang koran dimana-mana masih pada tutup. Gubrakkk!!

Jadilah, saya melewati menit-menit dengan rasa gundah*halaaahhh
sambil smsan sama temen;curhat kalo hati gak tenang,dll..
Tiba-tiba, temen saya itu yang ternyata udah dapet koran sms bilang nomor peserta saya ada!!! saya keterima di IPB!!

Waaa....wuaa....!! saya loncat-guling2 *sanking senengnya, hehe
tapi lagi saya tercenung lagi, pilihan ke berapa??
selidik punya selidik...

saya keterima di pilihan dua; pilihan yang saya pilih hanya beberapa menit sebelum formulir spmb dikumpulkan;berbekal nekat dan ketidaktahuan;

Peternakan. Saya nangis. Ngumpet di balik bantal.
Ibu saya bujuk2 supaya tenang. Bapak mengangkat saya dengan kata-kata optimis.
tapi saya tetep nangis. Saya bukan pecinta binatang! Gmn ini??
jadi inget suka marah-marah kalo bapak uda mulai bangun kandang di belakang rumah;entah itu kandang ayam,burung,dll. Gak suka sama baunya.

Untuk menenangkan diri(karena uda janji jg sebenernya) saya pergi ke rumah temen saya itu. Meluapkan kebingungan, dia pun menceritakan kesuksesan kakak sepupunya yg alumni D3 peternakan. saya tetap tidak terhibur, tapi dia sms saya " It's better then me:GAGAL."
astagfirullah,,, saya melupakan kesedihannya karena harus melepas impiannya kuliah di IPB, sementara saya terus mengeluhkan diterimanya saya disana.

to be continue ^^v

No comments:

Post a Comment