Sebuah Renungan Untuk kamu, aku, dan siapapun..

"mau nangis.. mau nangis... mau nangis..

tapi ukhti akhwat kuat kan, jadi tahan tangis itu."
kadang pikiran-pikiran seperti itu berkelebat, namun... apakah kuat itu berarti tanpa tangis?

"..kuat adalah tanpa keluh ukhti...bukan tanpa tangis. menangislah.. menangislah di hadapan Rabbmu, dengan berharap seharap-harapnya,, karena hanya Dia yg mampu tenangkan hatimu juga redakan tangismu."

"..lalu jika lelah?"

"..ingatkah ketika Rasulullah kekasih Allah itu lelah? ia menanti seruan Bilal yang syahdu,, istirahatkanku dengan shalat katanya. Padahal aktivitas kita kalah jauh dengan Beliau..."

"..lalu jika godaan jenuh itu datang?"


^^ "ya, kejenuhan itu manusiawi, meski sebenarnya waktu di dunia ini terlalu sempit untuk mengizinkan jenuh ada di sekeliling kita. Ingatlah janjiNya yang pasti, ingatlah janjiNya yang pasti. Ia akan menempatkan orang-orang beriman di tempat yang mulia..."


"lalu bolehkah kita mengharapkan seseorang untuk berubah lebih baik?"

"berharaplah pada Allah, tidak pada manusia.. karena pasti kau akan kecewa. Allah-lah Pemilik hatiNya ukhti.. Allah yang mampu membolak-balikkan hati, begitupun hatinya. Lalu tataplah wajah kita di cermin, sudahkah kita lebih baik? jangan-jangan sebenarnya kitalah yang kurang... ajak ia untuk sama-sama menjadi pribadi yang baik, pun dirimu."

....

"..kadang ketika beban terasa berat, ketika hati terkoyak,
kata itu terlintas.. berkelebatan.. mengusik-ngusik : ingin lari sejauh-jauhnya..
menangis sekeras-kerasnya..”


"begitulah 'ia' bermain-main dengan hatimu..
bukankah hidup adalah berjuang ukhti,,setiap masalah-besar, kecil, sepele, berat- ia akan tetap ada, karena begitulah kehidupan. Lari bukanlah jawaban,, bukankah pertolongan Allah sangat dekat? dibalik kesulitan ada kemudahan, itu janjiNya yang pasti, masihkah kita meragukan janjiNya?"

"...banyak orang lalu lalang, datang dan pergi silih berganti,
tapi terkadang... sepi.. lantas merasa sendiri.."


"Ukhti,, dekatnya Allah melebihi dekatnya urat leher,,
tak ada yang luput dari penjagaanNya... pun dirimu.
cukuplah Allah bagimu, maka dunia dan seisinya ini tak lagi berarti..”

“… seharusnya dia,,”

“bukan manusia yang memilihmu ukhti.. karena manusia sangat rentan salah,
Ketika Dia memutuskan ‘kau’ maka tidak akan berubah menjadi aku atau dia.
Ia selalu memberikan rencana terbaik pada akhirnya, yakinlah.. dan engkau akan merasakan indahnya.

...

"Sebel!Sebel!Sebel!! Mau teriaaaaaaaaak sekeras-kerasnya...... kalo semua harus ditanggung sendiri, kenapa harus ada tim??!"


"Ukhti, kita memang bekerja dalam tim.. tapi ingatkah bahwa amal dan pahala kita dibalas per individu olehNya? Meski sebesar apa pun tim kita, Allah tetap melihat kerja dari masing-masing kita. Jika kita melalaikan amanah, maka tanggung jawabnya adalah langsung kepada Allah, bukan kepada teman seperjuangan."

"tapi berat..."

"jika memang berat, maka ganjarannya pun akan berlipat...
ah,, siapakah yang tidak merindukan surga ukh? bahkan seorang pemaksiat pun ingin tinggal di dalamnya,
namun.. jalan menuju surga itu sungguh berat, butuh air mata bahkan darah untuk untuk mencapainya.
Jika Sang Ulama yang taat saja dapat gagal menapaki surga, lalu... siapalah kita yang ingin mendapatkan surga dengan berpangku tangan? berharap jalan ini dapat ditempuh dengan segala kemudahan dan tanpa keletihan.. "


"..tapi jka itu menjadi penyebab tidak optimalnya suatu tugas?"

"tugas-tugas yang kita kerjakan ini untuk Allah bukan?
Maka biarlah Ia yang menilai optimal atau tidaknya.. Ia senantiasa melihat usaha dan proses, bukan hasil ukh.. Jika pandangan manusia selalu mengatakan kurang,
maka biarlah pandangan Allah yang menjadi orientasi kita.
Bisa jadi kesempurnaan itu hanyalah hawa nafsu kita, ukh...
cukuplah Allah yang memberikan penilaian dan ganjarannya,
Bukankah belum dikatakan beriman seseorang sebelum ia diuji?
ikhlas ukhti... maka tak akan ada lagi rasa sakit di hati."



#Renungan untukmu ukhti