Alhamdulillah,, pantaiMu indah Rabb;ombaknya,anginnya,pasirnya.Seperti masih disana..
takjub saya dibuatNya...
ombak yang menderaikan buih-buih...
pasir putih nan lembut perlahan menyentuh kulit...
matahari bersinar dengan teriknya siang itu,
suara deburan ombak yang sudah amat saya rindukan,
anak-anak kecil berenang,
berkejaran menyisakan jejak-jejak pasir,
akhirnya setelah sekian lama tidak menikmati panorama indah yang satu ini,
kemarin saya merasakannya..
meski jauh dari mimpi yang sebenarnya; pantai yang belum terjamah manusia, bersih tanpa sampah, tidak ada bangunan liar yang asyik nongkrong menghalangi pandangan saya menatap laut, tidak ada ibu-bapak penawar tiker yang memaksa, atau penjual ikan asin dan emping yang memohon-mohon untuk dibeli.
teringat diskusi antar mapres yang saya terjadi saat perjalanan pulang,
tentang kepemilikan lahan pantai yang seharusnya ada aturannya,
bahwa pantai seharusnya bukan menjadi hak milik orang2 tertentu,
seharusnya pantai bisa nikmati siapapun secara gratis dan tidak ada yang berhak mengkaplingkan tanahnya sehingga bangunan tidak bisa dengan angkuhnya berdiri di sisi2nya.
tanah pantai yang komposisinya pasir, membuatnya bisa bertambah ataupun berkurang.. jadi ada cara untuk membuat pantai bertambah namun dapat merugikan sisi lainnya.. saya mungkin tidak berkapasitas untuk menjelaskan hal itu,
tapi mari kita telisik,
tempat-tempat indah di negeri ini..
rasanya tidak semua dapat menikmatinya..
hanya orang2 berkantong tebal yang bisa bolak balik kesana,
resort manalah... coutage manalah... pulau manalah...
diperuntukkan untuk orang2 berduit.
Rasanya sangat tidak adil,,
bukankah setiap orang berhak menikmatinya?
tiba2 teringat juga dengan fenomena 'kota saya'
yup! Bogor... pasti semua orang tahu persis bahwa bogor kerap dikaitkan dengan kejadian banjir yang kerap dialami oleh ibukota kita.
Setiap tahun, mereka menyebutnya 'banjir kiriman' ... tapi mereka tidak pernah dengan gamblang menyebut oksigen yang mereka hirup dengan 'oksigen kiriman free!'
ya.. bukan bermaksud membela kota tempat tinggal saya sejak kecil,
namun,, hmm mencoba memikirkan penyataan guru kala SMA, seorang guru geografi saya mengatakan "Ok, siapa yang mebangun vila-vila di puncak? sehingga tanah disana tidak lagi dapat sempurna menyerap air hujan yang turun?"
jawabannya serempak dan akan sama.
^^ tulisan ini bukan untuk mendeskriditkan pihak atau kota manapun,
hanya sebuah renungan bagi manusia yang ditugaskan untuk menjaga titipanNya
dan semoga kita bisa menjadi salah satu yang menjaga amanahNya dengan baik.
Seseorang selalu memimpikan kesempurnaan hidupnya, namun sedikit sekali yang menyadari bahwa takdir terbaik selalu lebih manis, bahkan dari kesempurnaan itu sendiri..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Labels
Sepotong Episode
(72)
Curhat Colongan
(46)
Crispy Notes
(44)
Cerpen
(18)
HariHariKu
(17)
Epilog
(14)
ngaco.com
(14)
tarbiyah is so cool
(14)
Intermezzo
(11)
akhwat tangguh
(11)
tentang cinta
(7)
dreamy
(6)
JalanJalan
(5)
Jobseeker
(5)
Quotes.
(5)
Puisi
(4)
30 Hari Mengejar Sidang
(3)
Ala Korea
(3)
Tips Menulis
(3)
Konstelasi Bintang
(2)
pemimpi
(2)
2012
(1)
Diet
(1)
Favorit
(1)
Fiktif
(1)
IPT Perah
(1)
Media
(1)
Opini
(1)
Politik
(1)
Pria
(1)
Resolusi
(1)
Sejarah
(1)
ShareTweet
(1)
Tokoh
(1)
Wisuda
(1)
resensi
(1)
na.............baru tau ya kl anak FPIK tu senantiasa bahagia, karena hampir praktikum di pantai indah seperti ini,,, heheh
ReplyDeleteiya no...bersyukurlah ^^
ReplyDeletetapi jadi agak gelap nih, hehe
Maha Besar Allah....
ReplyDeleteBerfikir..Berdzikir...